Kamis, 10 Agustus 2017

BAYANG - BAYANG BAPAK

Pak, tidak ada yang perlu engkau risaukan dengan usia anakmu ini.
23 tahun masih terlalu muda di jakarta.

Nanda berdiri disini, bukan hanya berdiri,
Ada yang mendesak, lalu menghilang tanpa jejak.

Mungkin hanya bayang-bayang yang mau belajar sembahyang.

Hanya rindu yang tak hanya kata-kata dalam buku.
Hanya cinta yang mengelus dan menembus.

Selain itu, penat, yang ditandai habisnya keringat.
Keringat yang hangat menjemput tahun.
Dan derap yang melarang orang melamun.

Pak, ada seorang pemuda yang sangat nanda kagumi.
Dia Hidup dan tumbuh dalam keluarga yang biasa saja.
Namun Dengan sigap dia berlari melintasi jalan yang terjal
Mengasuh seluruh sujud.
Seluruh tegak seluruh langkah.
Betapa kekar dan gagahnya badai.
Telapak tumitnya pantang tergadai.

Dia seperti bayang-bayang Bapak.
Bicaranya sangat hati-hati, terasa tapi tak terkatakan.
Senyumnya menimbulkan kecamuk di dalam diri.
Tatapan Matanya kosong, tapi sangat berarti.
Dan yang pasti, dia tidak kalah wangi dari Bapak,, hee..

Pak, setelah pendidikanku selesai,,
Aku akan pulang menemuimu,membawa segudang prestasi,,
Bersamanya,
Bayang-bayang mu....

(Kali Buncit, dermaga ujung Imajinasi 09/12/2014)

2 komentar:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

About Me

ela nofita sari lahir di kabupaten kerinci .

Follow Me

Search