Senin, 15 Januari 2018

PEREMPUAN DAN HADITS MISOGINIS

Teman, dalam Agama yang ku yakini, kami sangat mengusung nilai-nilai egaliter (persamaan) antara laki-laki dan perempuan. 
-
Tidak diperkenankan ada suku, kelompok atau etnis tertentu yang merasa superior dari yang lain, karena sejatinya semua manusia di hadapan Tuhan sama. Kalau pun ada yang membedakan, itu dikarenakan fungsi organ dan tugas-tugas kodrati yang dibebankan Allah kepada kita secara proporsional.
-
Bagiku, pendapat yang menilai bahwa struktur fisik dan cara berpikir laki-laki dan perempuan berbeda juga ada benarnya, namun sekarang juga banyak kita jumpai perempuan kuat yang menjadi atlet atau buruh kasar.
-
Menurut Ahli saraf di Inggris, Dr Adrian Owen, EQ atau kecerdasan emosi merupakan indikator keberhasilan, dan perempuan memiliki tingkat EQ yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Hal ini terbukti dengan perempuan mampu bersaing di dunia usaha, atau mengisi posisi strategis di perusahaan dan menjadi menteri, setara dengan laki-laki. Sementara, disisi lain banyak juga laki-laki yang lempeng, tidak punya visi dan disorientasi. 
-

Hanya saja perempuan pada saat sekarang ini terkesan tidak mau mengoptimalkan kesempatan yang telah diberikan kepadanya untuk “menangkap” semua peluang yang ada dan telah teruntuk untuknya.
-
Namun Aku sepakat, mendebatkan perbedaan antara laki-laki dan perempuan tidak akan selesai bila kita tidak sampai pada kesepakatan bahwa beda jenis kelamin tidak menjadikan salah satu dari kita lebih unggul atau istimewa dari yang lain, namun justru dengan menggabungkan keduanya terjadi kesempurnaan kedua pihak.
-
Aku pernah membaca sebuah hadist Shahih yang diriwayat oleh Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi melalui Abu Hurairah ra. “Saling memesanlah untuk berbuat baik kepada perempuan karena mereka diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok”
-
Kata-kata diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok maksudnya bukanlah makna yang sebenarnya, melainkan kalimat majaz, sebagai isyarat agar laki-laki memperlakukan perempuan secara bijaksana karena fitrahnya berbeda dari laki-laki. Dan Fitrah itu tidak bisa dirubah, kalau ada yang memaksakan untuk merubahnya, maka hasilnya akan fatal, sebagaimana fatalnya meluruskan tulang rusuk yang bengkok seperti dianalogikan dalam hadis di atas.
-
Menurut Siti Musdah Mulia, penafsiran ayat atau hadist yang setengah-setengah, hanya akan menyebabkan mispersepsi yang berakibat pada perempuan akan selalu dipandang rendah atau dibawah laki-laki.
-
Terbukti banyak pandangan yang berbeda terhadap perempuan, karena perempuan tercipta dari bagian tubuh laki-laki maka perempuan dipandang sebagai subordinat laki-laki. perempuan hanyalah the second human being, manusia kelas dua. Konsekuensinya, perempuan tidak pantas berada didepan, tidak pantas menjadi pemimpin dan sebagainya.
-
Belum lagi Ayat yang dijadikan argumen untuk menolak kepemimpinan perempuan, seperti tertulis dalam surat (Annisa : 34). bahwa "Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum perempuan" . 
-
Penafsiran yang dipakai untuk melarang perempuan menjadi pemimpin sangat bertentangan dengan konsep dasar Tuhan dalam menciptakan manusia.
-
Fatima mernissi misalnya, Dia adalah seorang feminis muslim dari Moroko. Permasalahan hadis yang berkaitan dengan perempuan menjadi perhatiannya, karena ada beberapa hadist yang dinilai mengandung pemahaman membenci perempuan (misoginis).
-
Berdasarkan Pengalaman hidup yang Dia memperoleh dilingkungannya di tanah "Harem" dan juga di sekolahnya, membuat dia menjadi orang yang kritis dan  bertanya-tanya, Apakah mungkin Islam tidak adil pada wanita? Apakah mungkin Nabi Muhammad yang berakhlak mulia merendahkan harkat martabat wanita? Apakah benar, Adat yang berlaku kepada perempuan bersumber dari ajaran Islam?
-
Dari kegelisahannya itu, Ia melakukan pendekatan hermeneutik untuk membongkar tafsir ayat atau hadist, yang tidak ramah terdap perempuan.
-
Meskipun bagi sebagian umat, tidak akan berani dan ragu untuk mengritik hadist yang di riwayat oleh para sahabat, namun tidak dengan Fatimah Mernissi, baginya para sahabat juga manusia biasa seperti kita.
-
Maka dalam temuannya, ia menyebutkan bahwa hadist diatas, di ucapkan oleh nabi Muhammad SAW adalah untuk menggambarkan negeri persia yang mendekati ambang kehancuran karena dipimpin oleh seorang perempuan yang "tidak mempunyai kualitas memadai".
-
Dan ada satu hadits yang sangat di kritisi oleh Fatimah Mernisi Yaitu hadist Al-Bukhari yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, yang mengatakan bahwa "Anjing,keledai, dan wanita akan membatalkan shalat seseorang, bila melintas didepan mereka".
-
Hadits ini dikritik dan dipelajari lagi oleh Fatimah Mernissi, "Baginya, banyak sekali hadits Abu Hurairah yang misognisis, karena Abu Hurairah punya pengalaman traumatik terhadap perempuan, Ia (Abu Hurairah)pernah menjadi seorang perawat kucing dirumah perempuan. dan Abu Hurairah menurut bacaan Fatimah Mernissi, tidak suka di panggil Abu Hurairah, karena artinya adalah kucing betina kecil, Ia (Abu Hurairah) lebih suka dipanggil Abu Hir, yang artinya kucing jantan.
-
Kritik hadis Fatima Mernissi Pada dasarnya mengakui dan percaya bahwa semua hadis itu sumbernya dari Rasulullah. Oleh karena itu, menurutnya tidak mungkin Rasulullah akan berbuat diskriminasi terhadap umatnya, khususnya perempuan, karena ia juga sangat yakin bahwa Rasulullah adalah teladan yang sempurna bagi umatnya. Dengan demikian, jika ada hadis yang bernuansa misoginis (benci terhadap perempuan) maka hal ini harus ditelaah lagi, jangan langsung diterima.
-
Teman, Itulah kenapa Aku membaca kembali hadits dan pandangan para feminis muslim maupun femins barat, karena mungkin selama ini kita tidak tahu dan tidak mau mencari tahu, sehingga kita kaum perempuan dinina bobokan dengan urusan domestik hingga interaksi sosial bukanlah domain kita.
-
Di akhir catatan ku ini, Aku ingat pesan Yusuf Qaradhawi dalam bukunya Fatwa-fatwa Kontemporer menyatakan, barang siapa yang membaca al-Quran dan memahami maknanya maka akan menemukan posisi wanita dan peran aktif mereka untuk mengajak manusia menuju keimanan.
-
Aku yakin, salah satu solusi untuk menciptakan kesetaraan di negeri ini adalah merubah cara berfikir untuk lebih terbuka, dan bebaskan diri dari kesadaran palsu yang hanya ingin menjadi menarik untuk dipuji,namun tidak kuat dalam pendirian.


Wallahu'alam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

About Me

ela nofita sari lahir di kabupaten kerinci .

Follow Me

Search