Sabtu, 11 Januari 2020

BAHAGIA MELAJANG DI USIA 29 TAHUN

Usia 29 tahun buat perempuan Indonesia yang belum punya pasangan seperti saya tentu bukan perkara mudah. Apalagi kita hidup dalam budaya patriarki yang memandang kesempurnaan perempuan apabila sudah berkeluarga dan punya anak saja, kebudayaan patriarki juga memandang remeh perempuan lajang. 
 
Saya melajang bukan bearti saya tidak melakukan apa-apa. Rasanya saya sudah berjuang keras untuk menyelesaikan pendidikan S2 tanpa merepotkan orang tua. Saya juga lolos seleksi menjadi Caleg DPR-RI di usia muda. Tentu tidak semua orang mampu mendapatkan kesempatan tersebut. Lalu saya memulai berbisnis agar mampu mandiri secara finansial, tapi bagi masyarakat patriarki, semuanya tidak sempurna sebelum menikah.

Iya, 29 tahun usiaku kini, tapi saya belum siap untuk menikah. Bukan karena tidak ada laki-laki yang melamar, banyak...haha. Tapi alasan pertama, karena saya belum menemukan laki-laki yang  siap membangun hubungan setara. Setara dalam memperjuangkan kebersamaan, setara dalam kemandirian ekonomi.

Banyak ketimpangan dan ketergantungan ekonomi perempuan kepada laki-laki berdampak buruk pada kesehatan laki-laki. Laki-laki dituntut untuk bekerja keras siang malam untuk memenuhi kebutuhan perempuan. Namun, demi melanggengkan kekuasaan atas tubuh perempuan, ketergantungan ini terus dilanggengkan.

Perempuan yang kebutuhan materialnya terpenuhi, cenderung membiarkan laki-lakinya selingkuh dan membebaskan tidur dengan siapapun atau paling parahnya membiarkan dia memiliki isteri lainnya. Sebab jika perempuan melarang, yang terjadi adalah perceraian. Perceraian bukan jalan menyenangkan untuk perempuan yang sudah bergantung finansial kepada laki-laki.

Sepanjang perjalanan cinta saya, rata-rata laki-laki yang saya temui ingin lebih superior dengan mengatur dan memberi kebebasan pada saya. Padahal kebebasan tidak didapatkan dari diberi, namun sudah menjadi fondasi yang dimiliki oleh setiap orang sejak lahir.

Alasan kedua, karena saya belum siap secara finansial dan mental untuk menikah dalam waktu dekat, lalu hamil dan punya anak.  Semuanya perlu perencanaan dan diskusi yang matang.

Saya gak mau ngerepotin orang tua saya, dan meminta mereka untuk mengeluarkan uang demi melaksanakan resepsi yang cuma formalitas itu. Apalagi nanti jika punya anak, saya ingin mampu membayar "Nany" untuk membantu menjaga anak-anak saya. Orang tua tidak perlu dibebankan dalam urusan rumah tangga anak-anak.

Alasan ketiga karena saya trauma, bukan pada laki-laki, melainkan pada sesama perempuan yang tidak sadar bahwa mereka tunduk  dan melanggengkan nilai-nilai patriki dalam pernikahan.

Ibu saya pernah mengatakan Jika mau menikah, menikahlah denga laki-laki yang beriman, laki-laki yang  bisa mengimami shalat di mesjid, hmmmmm... begitu banyak orang yang bisa menjadi imam shalat di mesjid, tapi belum mampu berlaku adil kepada keluarganya. Tuh, Lihat akhi-akhi yang poligami, mereka rata-rata jago kok ngimami shalat. 

Saya gak sudi cinta saya dikhianati, bagi saya lebih baik single bahagia dari pada menikah tapi akhirnya di poligami dan dapat laki-laki patriarki. Belum lagi kekerasan yang dilakukan dalam rumah tangga yang korbannya kebanyakan perempuan dan anak-anak menjadi terlantar.

Lagi pula, menjalani kehidupan sendiri dan tidak perlu merepotkan orang lain asyik kok. Saya gak pernah merasa kekurangan dan kesepian, hari-hari saya juga diisi dengan kegiatan-kegiatan yang produktif. Saya hidup dalam pergaulan yang gak membosankan, saya bisa kemana saja menjelajahi tempat-tempat baru, mendapatkan teman-teman baru, pengetahuan baru, dan melakukan apa saja yang membuat saya bahagia.

Jadi buat kamu yang masih belum punya pasangan sepeti saya, kamu tidak sendiri, nikmati saja petualangan kehidupan ini. Jangan membebani kehidupan kita dengan asumsi orang. Ini hidup kita, kita yang tentukan.

Akhirnya, di usia 29 tahun ini, Saya berdo'a kepada ALLAH SWT agar senantiasa menjaga nikmat rasa ingin tahu saya atas semua ciptaan-NYA- Bahagia Ela.

Selamat Ulang Tahun.

1 komentar:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

About Me

ela nofita sari lahir di kabupaten kerinci .

Follow Me

Search