Ketika duniaku gelap,
asaku rapuh, ketakutan akan masa depan dipeluput mata, datanglah seorang pemuda
yang memberikan bahunya padaku.
Dia menghilangkan
keraguan
Menumbuhkan rasa percaya
diri
Dia pendengar dan
penanggap yang bijaksana.
Aku mulai merasa nyaman
dengannya malam itu
Pelan-pelan tangan kami
bersentuhan
Sentuhan kasih yang sudah
sekian tahun tidak kurasakan
Bibirnya menyentuh kening
dan pipiku
Aku hanya mendesah
berharap ini bukan sebuah mimpi.
Aku membutuhkannya malam itu
Kurebahkan tubuh ku di atas dadanya yang berbulu lebat itu.Kurasakan kecupan bibirnya yang membuat aku melayang – layang
Dalam gulita kami lepaskan jubah kemunafikan, tubuh kami saling bicara
Aku membacanya, dia juga menuliskan kata-kata cinta lewat desahan yang paling indah.
Malam yang tidak akan aku
lupakan denganmu wahai sosok Ilusi.
Ela
NS
Jakarta, 25 Desember 2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar